Kisah Umar Bin Khattab RA dan Wanita Tua

 Kisah Umar Bin Khattab RA dan Wanita Tua

MAS MUARA – Kisah Umar bin Khattab RA dan Wanita tua – Amirul Mu’minin Umar bin Khattab ra adalah seorang pemimpin yang sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Tak jarang sang Khalifah bekerja siang malam untuk kepentingan rakyatnya.

Pada suatu malam, seperti biasanya Umar ra berkeliling kota Makkah bersama para sahabat untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Tiba-tiba dari kejauhan terlihat api menyala. Umar dan rombongannya pun menghampiri tempat itu.

Ketika sampai, alangkah terkejutnya Umar menyaksikan seorang wanita tua sedang menyalakan api, sedang di sampingnya anak-anaknya menangis.

Setelah mengucapkan salam, tanpa memperkenalkan diri, Umar ra pun bertanya : “Apakah anda mengizinkan kedatangan saya wahai hamba Allah?”

Wanita : “Jika niat anda baik, maka iya.. Tapi jika tidak, maka pergilah!”
Setelah menjelaskan niat baik kedatangannya, Umar ra pun melanjutkan : ” Ada apa gerangan wahai ibu?”

Wanita : “Karena rumah kami sempit, kami keluar. Sedangkan saya menyalakan api untuk menghangatkan anak-anakku”

Umar ra : “Lalu mengapa anak-anak anda menangis?”

Wanita : “Karena lapar” jawabnya singkat.
Lantas Umar ra pun menoleh pada sebuah panci di depan wanita itu, lantas bertanya : “Apa di dalam panci itu?”

Wanita : “Hanya air, saya sedang berbuat seakan-akan saya sedang memasak makanan untuk anak-anak, saya menunggu mereka terlelap, saya melakukan ini karena di rumah kami tidak ada sedikit makanan pun, sedangkan Khalifah Umar bin Khattab tidak memperdulikan keadaan kami.” jawabnya berapi-api.

Umar ra pun terenyuh mendengar penuturan wanita itu, lantas bertanya : “Apakah menurutmu Umar ra mengetahui keadaan anda?”

Wanita : “Tentu saja, ia adalah seorang khalifah, bagaimana mungkin ia tidak mengetahui keadaan kami!”
Lantas Umar ra pun memberi isyarat pada para sahabat yg ada di belakangnya.

Para sahabat pun mengambil beberapa karung makanan. Lantas Umar ra berkata : “Tolong naikkan karung-karung itu di pundakku!”

Sahabat : “Tuan, jika anda izinkan, biarkan kami saja yang memikulnya”

Umar ra : “Tidak, naikkan ke pundakku!”
Ketika para sahabat tetap meminta agar mereka saja yang membawanya, Umar ra pun sedikit kesal dan berkata : “Kalian pada hari kiamat, apakah mampu memikul dosa-dosaku?”

Para sahabatpun tak bisa menjawabnya, lantas membiarkan Umar ra memikul karung makanan.

Setelah makanan-makanan diserahkan, wanita tua itu pun berdoa : “Ya Allah, berikanlah kebaikan atas orang ini, sungguh dia lebih layak untuk menjadi khalifah daripada Umar ra”.

Setelelah itu, Umar ra pun berkata pada wanita : “Besok, temuilah Khalifah Umar ra, dan adukanlah permasalahan2 anda, barangkali dengannya segala masalah anda akan diselesaikan, dan anak2mu tidak akan kelaparan lagi”.

Kemudian Umar ra pun pamit dan pulang.

Keesokan harinya, sang wanita pun datang ke kediaman Khalifah Umar ra. ketika pintu dibuka, alangkah terkejutnya wanita tua itu, ternyata laki-laki yang tadi malam memikul karung makanan di pundaknya tidak lain adalah Khalifah Umar ra.
Lantas ia pun bertanya : “Andakah yang tadi malam datang ke rumahku dan memikul karung-karung makanan? Kenapa anda tidak memperkenalkan diri?”

Umar ra : “Yang penting, bukanlah mengenal Umar ra, tapi yg penting adalah segala permasalahan anda teratasi”.

Wanita tua itu pun terperangah demi menyaksikan jiwa luhur dari sang Khalifah. Lantas ia pun mendoakan kebaikan atas sang Khalifah.

Demikianlah Umar ra seorang sahabat dan juga khalifah yang akhlaknya sangat terpuji.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama